15 November 2012

Kemiskinan


Pendahuluan
Latar bekang

            Kehidupan social tradisi timur, termasuk Indonesia, senantiasa diwarnai nilai-nilai spiritualitas dan budaya luhur. Salah satunya adalah tercermin masyarakat, yaitu keluarga. kumpulan keluarga akan membentuk komunitas masyarakat, bangsa dan Negara. Bila ikatan kuat dan bahagia, maka dipastikan masyarakat dan bangsa tersebut akan kuat pula. Untuk itu, membangun hubungan harmonis antara orang tua dan anak dalam keluarga merupakan keharusan. Membangun kesetaraan, salang pengertian, saling membutuhkan, menghormati dan memahami peran masing-masing menjadi kunci keberhasilan keluarga. Sebaliknya, menyia-nyiakan dan apalagi menelantarkan keluarga merupakan tindakn tidak bertanggung jawab

            Bahwa sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah gejala yang disebut masalah sosial berkutat didalamnya. Sebagaimana diketahui, dalam realitas sosial memang tidak pernah dijumpai suatu kondisi masyarakat yang ideal. Dalam pengertian tidak pernah dijumpai kondisi yang menggambarkan bahwa seluruh kebutuhan setiap warga masyarakat terpenuhi, seluruh prilaku kehidupan sosial sesuai harapan atau seluruh warga masyarakat dan komponen sistem sosial mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan yang terjadi. Dengan kata lain seluruh nya tidak selalu ada di miliki masyrakat tersebut.

            Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".


Deskripsi masalah

Masalah kemiskinan sesungguhnya telah menjadi masalah dunia sejak berabad-abad lalu. Namun, realitasnya hingga kini kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini. Pengetahuan  boleh semakin maju, dan negara-negar merdeka semakin banyak, dan negara-negara kaya semakin bertambah. Tetapi jumlah orang miskin dunia di dunia tidak kunjung berkurang. Begitupun di Indonesia, kemiskinan bahkan telah bertranformasi menjadi wajah terror yang menghantui Negara kita.

            Kemiskinan telah menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dulu hingga sekarang apalagi sejak terhempas dengan pukulan krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak tahun 1997. Kemiskinan seringkali dipahami sebagai gejala rendahnya tingkat kesejahteraan semata padahal kemiskinan merupakan masalah yang bersifat komplek dan banyak segi mulai dari politik, pengetahuan, moral, dan ekonomi masyarakat. Rendahnya tingkat kehidupan yang sering sebagai alat ukur kemiskinan, pada hakekatnya merupakna salah satu mata rantai dari munculnya lingkatan kemiskinan.

 Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
  • Gambaran kekurangan materi, kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
  • Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia
Pilihan-pilihan kebijakan
            Berbicara tentang pilihan pilihan kebijakan tentang penanggulanganan kemiskinan di negeri ini sungguh sudah banyak di keluarkan oleh pemerintah dan DPR kita di manapun dia bertugas. Dan disini ada beberapa program pemerintah tentang penanggulangan kemiskinan adalah sebagai berikut :
Presiden mengatakan, untuk menurunkan kemiskinan, selama ini pemerintah telah memiliki program pemberian fasilitas dan bantuan pemerintah yang terbagi dalam tiga kluster, yakni[1]
1.   bantuan langsung masyarakat,
2.   PNPM mandiri,
3.   serta kredit usaha rakyat.
Enam program baru pada 2012 menjadi kluster keempat bantuan pemerintah adalah
1.      program rumah sangat murah,
2.      kendaraan angkutan umum murah,
3.      air bersih,
4.      listrik murah dan hemat,
5.      peningkatan kehidupan nelayan, dan
6.      peningkatan masyarakat pinggir perkotaan.
UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penangulangan Bencana
UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera

Kesimpulan dan rekumendasi

Kesimpulan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global.
Rekumendasi

UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat  undang-undang ini Salah satu alternatif solusi penanggulangan kemiskinan adalah dengan mengoptimalkan penghimpunan dana zakat. Berdasarkan hasil pengkajian Baznas, potensi zakat profesi satu tahun di Indonesia bisa mencapai sekitar Rp32 triliun[2]. Besarnya potensi zakat sesungguhnya bisa menggantikan hutang luar negari. Zakat adalah salah satu penaggulangngan kemiskinan bila dekelola dengan baik. 


Istilah
-          Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan[3].
-          Kemiskinan di artikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan tarap kehidupa kelompok dan juga tidak mampu memamfaatkan tenaga mental maupun pisiknya dalam kelompok tersebut.[4]
-          Kemiskinan didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat (SMERU dalam Suharto dkk, 2004).
-          Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan (Depsos, 2001).
Paling tidak ada tiga macam konsep kemiskinan[5], yaitu :
a)      kemiskianan absolut, kemiskianan relative dan kemiskianan subyektif. Kensep kemiskianan absolut dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang konkriet (a fixed yardstick). Ukuran itu lazimnya berorientesi pada kebutuhan dasar minimum anggota masyarakat(sandang, papan, dan pangan) masing-masing Negara mempunyai batas kemiskianan absolut yang berbeda-beda sebab kebutuhan hidup dasar masyarakat yang di pergunakan sebagai acuan memang berlainan.
b)      Konsep kemiskinan relative dirumuskan berdasarkan the idea of relative standatd, yaitu dengan memperhatiakn dimensi tempat dan waktu. Dasar asumsinya adalah kemiskinan di suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya dan kemiskinan pada waktu tertentu berbeda dengan waktu yang lain. Konsep kemiskianan semacam ini lazimnya di ukur berdasarkan pertimbangan (in terms of judment) anggota masyarakat tertentu, dengan berioriantasi pada derajat kelayakan hidup. Konsep ini juga telah mendapat keritikan karna ukuran kelayakan ternyata baragam dan trus berubah-ubah.
c)      konsep kemiskinan supyektif dirumuskan berdasarkan kelompok miskin itu sendiri. Konsep ini tidak mengenal a fixed yardstick, dan tidak memperhitungkan the idea of relative standatd. Kelompok yang menurut ukuran kita berada dibawah garis kemiskinan, boleh jadi tidak mengganggap dirinya sendiri miskin(dan demikian pula sebaliknya). Oleh karena itu konsep semacam ini lebih tepat apabila dipergunakanuantuk memahami kemiskinan dan merumuskan cara atau strategi yang efektif untuk penanggulangannya.



Daftar pusraka
Sunyoto Usman Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat cet. IV September 2006. Pustaka Pelajar Jogyakarta
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar cet. 38 ,2005, PT Raja Grafindo persada, Jakarta


[1] http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/11/02/22/165519-pemerintah-rilis-enam-program-baru-penanggulangan-kemiskinan
                [3] http://id.wikipedia.org/wiki/kemiskinan
[4] Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar cet. 38 ,2005, PT Raja Grafindo persada, Jakarta hal 365.
[5] Sunyoto Usman Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat cet. IV September 2006. Pustaka Pelajar Jogyakarta hal : 124

0 komentar:

Posting Komentar