Tiga aspek
hambatan dakwah:
A.
ASPEK PRIBADI (nafsiyyah)
1. Cinta
popularitas, suka "nyohor". Mereka akan lemah dan tidak mau bekerja
atau malas jika harus beramal dibelakang layar dan tanpa liputan. Padahal
mengelola dan mendampingi grup-grup pembinaan sebagai inti kaderisasi dakwah
adalah aktifitas belakang layar
2. Tergesa-gesa
dan tidak sabaran. Mereka ingin memetik buah sebelum tiba masa panen.
3. Tidak punya percaya diri, inferior dan minder.
Diberi amanah megang kelompok pembinaan, gak mau, minder, padahal gabung
aktifitas dakwah sudah bertahun-tahun, dan catetannya berjilid-jilid. Di minta
jadi tokoh masyarakat (ketua RT, RW, DKM) gak mau, gak berani, minder. Bukan
lantaran masalah mengejar jabatan, tapi karena rendah diri. Padahal dai adalah
pemimpin.
B.
ASPEK EKSTERNAL
1. Harta. Dulu
janji dan tekadnya "Kalau nanti punya motor, saya akan selalu hadir liqo
dan tidak akan terlambat!". Kanyataan hari ini? Malah yang sering
absen....uadah sibuk dengan "bisnis", "proyek" dan
hartanya.
2. Wanita. Wanita
dalam artian istri, yang terkadang "bisa" mempengaruhi, mengatur dan
mengendalikan dirinya. Istri yang bukannya menyemangati dalam dakwah tapi malah
melemahkan dan menyimpangkan orientasi amal. Serta, wanita dalam artian wanita
asing di luar istri. Banyak kejadian, aktivis dakwah rontok dan berjatuhan di
medan dakwah gara-gara wanita..... Beberapa kasus terangkat, yang tersembunyi
barangkali lebih banyak. Dalam beragam bentuk dan tingkatan, dari yang ringan
sampai yang berat.
3. Kekuasaan. Harta,
wanita dan kekuasaan boleh dan sah untuk dikejar, tapi jangan sampai kita
dikendalikan oleh semua itu, kita yang musti mengendalikan.
C.
ASPEK PERGERAKAN
1.
Kelesuan (futur)
2.
Perilaku
infirodiyah (individual), merasa diri lebih mampu tanpa yang lain, bahkan tanpa
jamaah. Bikin manuver-manuver pribadi tanpa koordinasi.
3.
Fanatik yang salah.
0 komentar:
Posting Komentar