This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

kami

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Harus tetap maju walau banyak rintangan yang menghadang.

Komitmen yang tinggi akan membawa kita kepda kesuksesan yang membanggakan

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

11 Februari 2013

Asismen


  1. Asismen.
Penertiaan asismen adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data mengenai kondisi klien dan segala sesuatu yang bersangkutan dengannya. Data yang kita peroleh tersebut mempelajari dan menganalisisnya apakah data tersebut menyebabkan masalah. Apakah yang dapat diubah dari masalah tersebut.

  1. Asismen sebagai proses dan produk
a.       Asismen sebagai proses
            Asismen sebagai sebuah proses asismen merupakan on going proses (proses yang selalu berjalan) karena proses asismen tidak bisa dibatasi secara tegas karena proses asismen pada dasarnya berjalan terus dari awal penyembuhan hingga akhir penyembuhan. Ketika proses penyembuhan berjalan proses asismen bisa terjadi bila masalah lain ditemukan pada klien yang sedang kita berikan penyembuhan atau pemulihan.
b.      Asismen sebagai produk
            Asismen sebagai produk proses asismen yang kita lakukan mulai dari awal sampai akhir bisa dikatakan sebagai sebuah produk karena dalam proses asismen yang kita lakukan pada klien kita mengeluarkan plening yang kita buat pada klien plening yang kita buat bisa dikatakan sebagai sebuah produk. Dan plening yang kita buat harus diupdate atau direvisi seperti apa yang dikatakan Zastrow (1995) meskipun asismen dianggap sebagai produk, biasanya asismen harus diupdate atau direvisi.
Level Asismen bisa di bagi tiga pada level Mikro (individu), level Meso (kelompok atau keluarga) dan Makro (masyarakat) disini yang bisa kita asismen pada level mikro kasus-kasus yang muncul kepada diri klien yang perlu penanganan, pada level meso kebiasaan, budaya, kepercayaan dan nilai, pada level makro struktur ekonomi, sosial dan politik.
  1. Tujuan pelayanan
Penentuan tujuan berdasarkan asismen yang kita lakukan dalam membuat tujuan klien dan peksos membuat secara bersama-sama apayang akan di capai dalam menyelesaikan sasus yang di hadapi klien dan memastikan beberapa pilihan yang intervensi yang dilakukan sesusi dengan kapasitas klien dan peksosnya sendiri. Beberapa rencana intervensi klien dan peksos pilihan-pilihan mana yang dilakukan terlebih dahulu. Memisahkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka penjang. Tujuan yang efektif dapat berfungsi sebagai loncatan dan pelaksanaan terapi kepada klien sebagai komitmen untuk terlibat dalam peroses perubahan.

  1. Pelayanan langsusng (direct service) dan pelayanan tidak langsung (indirect service)
a.       Pelayanan langsusng (direct service)
Pelayanan secara langsung yang kita lakuakan kita langsung menangani klien yang kita tangani memberikan intervensi kepada klien kita baik itu individu, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok kecil yang di pusatkan pada berhubungan dengan orang lembaga masyarakat dalam lingkungan peningkatan pemahaman proses intervensi memberdayakan lienpertolongan pertama pada klien tempet tinggal klien kita. Setiap penanganan yang dilakukan tergantung pada kemampuan pekerja sosial, pekerja sosial cenderung lebih sering melakuakan tindakan yang sudah lajim dipakai dari pada tindakan diluar kebiasaan yang di lakukan oleh pekerja sosial.
b.      Pelayanan tidak langsung (indirect service)
Pelayanan  tidak langsung kepada bagamana si peksos dapat mengembangkan jejaring bagaimana ia memberikan pelayanan kepada klien untuka menyelesaikan masalahnya sendiri. Dan si pekerja sosial  mendapatkan akses terhadap berbagai sistem sumber yang dapat membantu klien untuk mendapatkan berbagai pelayanan yang baik dari sistem sumber dari lainnya, selain si pekerja sosial saja.
  1. Monitoring dan evaluasi
            Memang sulit untuk membedakan antara monitoring dan evaluasi karena monitoring dan evaluasi sungguh sangat sulit untuk membedakannya. Monitoring adalah kegiatan pemantauan terhadap semua proses kegiatan yang dilaksanakan sedangkan evaluasi kegiatan yang melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi di masyarakat sebagai dampak dari kegiatan yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada seliruh tahapan proses layanan yang di berikan kepada klien. Pekerja sosial dan klien melakukan pemantauan terhadap proses intervensi yang telah di lakukan dan melakukan penilaian terhadap dampak situasi permasalahan klien. Secara umum Evaluasi dibagi kepada dua tipe yakni tipe on going evalution atau evaluasi terus menerus dan ex-post evaluation atau evaluasi akhir (suharto 2005)

  1. Terminasi
            Terminasi merupakan tahap pengakhiran dan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan kelompok sasaran (individu, kelompok, komunitas). Dalam sebuah proses pemberian pelayanan kepada klien seringkali tahap ini di lakukan karena masyarakat sudah dianggap mandiri. Tahap ini dilakukan karena perogram sudah harus di hentikan, sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan sebelumnya atau karena anggaran sudah selesai.

3 Februari 2013

GROUP WORK


GROUP WORK
Dalam praktek pekerjaan sosial, pekerja sosial dapat melakukan berbagai metode dalam menangani masalah klien. Terapi kelompok biasa disebut dengan group work atau group theraphy. Terapi kelompok adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media dalam proses pertolongan profesionalnya. Group theraphy digunakan untuk memelihara atau memperbaiki keberfungsian personal dan sosial para anggota kelompok.
Terapi ini telah sering dilakukan di negara maju seperti Amerika. Disana terapi ini digunakan untuk menangani masalah individu maupun masalah sosial lainnya. Di dunia industri, metode terapi kelompok ini biasanya digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami para pegawai seperti kecanduan rokok, alkohol, obat-obatan terlarang, kemalasan bekerja dan konflik antar pegawai.
Sebenarnya, metode terapi kelompok hampir sama dengan metode terapi individu, namun yang membedakannya hanyalah pendekatannya. Terapi individu melakukan pendekatan secara individu melalui konseling, sedangkan terapi kelompok melakukan pendekatan dengan menggunakan kelompok sebagai media penyembuhan dan kemudian dilakukan terapi dengan pembimbing atau didampingi oleh seorang atau satu tim pekerja sosial.

Terbentuknya Kelompok
Proses terbentuknya kelompok dapat melalui 5 tahapan, yaitu: tahap afiliasi, tahap kekuasaan dan kontrol, keintiman, perbedaan, dan pemisahan. Tahap afiliasi adalah tahap dimana para anggota masih menjaga jarak terhadap anggota lainnya, mencoba melakukan interaksi namun masih agak tertutup. Tahap kekuasaan dan kontrol adalah tahap dimana para anggota mulai memiliki perasaan untuk menguasai kelompok, mengatur dan menduduki jabatan pemimpin di dalam kelompok, melakukan pertahanan diri serta melakukan mengontrolan (pengendalian) agar mereka dapat diterima dalam kelompok. Tahap keintiman adalah tahap dimana para anggota kelompok sudah mulai saling terbuka sesama anggota lainnya. Disini, hubungan antar anggota terlihat seperti hubungan di dalam keluarga. Dimana pemimpin layaknya orangtua, dan para anggota terlihat seperti hubungan saudara kandung. Para anggota merasa bebas mengekspresikan usaha-usaha perubahan masalah personal dalam kelompok. Tahap perbedaan, dilalui dengan pembuatan keputusan secara objektif, tidak lagi dengan dorongan-dorongan emosional, para anggota lebih kepada menghargai perbedaan masing-masing anggota, komunikasi dan kebebasan anggota sudah mulai meningkat. Dan tahap terakhir yaitu tahap pemisah. Tahap pemisah adalah tahap pengakhiran dalam kelompok, sering disebut dengan terminasi kelompok, biasanya pada tahap ini tujuan kelompok telah tercapai. Namun, kebanyakan para anggota merasa enggan untuk berpisah karena sesama anggota kelompok sudah merasa keakraban yang kuat.

Proses Terapi Kelompok
Dalam merencanakan dan mengimplementasikan metode terapi kelompok tidak terlalu berbeda dengan tahap-tahap praktek pekerjaan sosial pada umumnya. Menurut Zastrow, proses terapi kelompok dapat dilalui dengan tahapan-tahapan seperti : intake, assesmen dan intervensi, penyeleksian, pengembangan kelompok, evaluasi dan terminasi.
1.      Tahap Intake
Tahap Intake adalah tahap yang diawali dengan adanya pengakuan mengenai masalah spesifik yang mungkin dapat dipecahkan melalui pendekatan kelompok. Permasalahn tersebut dapat diperoleh melalui pengakuan dari diri klien sendiri atau dari hasil penelaahan situasi oleh pekerja sosial. Tahap ini disebut dengan tahapan kontrak antara pekerja sosial dengan klien. Dalam tahapan ini dilakukan perumuskan persetujuan dan komitmen antara pekerja sosial dengan klien untuk melakukan kegiatan-kegiatan perubahan tingkah laku melalui kelompok.

2.      Tahap Assesmen dan Perencanaan Intervensi
Dalam tahapan ini, pekerja sosial bersama dengan anggota kelompok mengidentifikasi permasalahan, tujuan-tujuan dan merencanakan tindakan-tindakan pemecahan masalah dalam kelompok tersebut.
3.      Tahap Penyeleksian Anggota
Dalam tahap penyeleksian anggota, sebaiknya didasarkan pada pertimbangan bahwa orang yang akan masuk ke dalam anggota kelompok harus mampu memberikan kontribusi kepada kelompok. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status sosial perlu menjadi pertimbangan dalam tahap penyeleksian anggota.

4.      Tahap Pengembangan Kelompok
Pada tahap ini akan muncul norma-norma, harapan-harapan, nilai-nilai dan tujuan-tujuan kelompok yang akan mempengaruhi serat dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas sarta relasi-relasi yang berkembang dalam kelompok.

5.      Tahap Evaluasi dan Terminasi
Berbicara tentang evaluasi, juga harus berbicara tentang monitoring. Proses evaluasi tidak bisa dipisahkan dengan proses monitoring. Evaluasi adalah pengidentifikasian atau pengukuran terhadap proses dan hasil kegiatan kelompok secara menyeluruh. Sedangkan pemantauan proses dan keberhasilan kelompok yang dilakukan pada setiap fase dapat diistilahkan dengan monitoring. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring tersebut dilakukan lah tahap pengakhiran atau terminasi.

Sumber : Edi Suharto, Ph.D., Pekerjaan Sosial di Dunia Industri - Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). 2007. Bandung: Reflika Aditama.

Tugas sahabatku Nurul Husna