PENCATATAN
DAN PELAPORAN DALAM PEKERJAAN SOSIAL.
Wawancara
langsung denagan anak-anak di Panti Asuhan Anak Nanggro.
A. Latar
Belakang
Identitas
klien
1. Nama
:
H/15 tahun
2. Asal
:
sigli
3. Jumlah
saudara kandung : 3 orang bersaudara
4. Jenis
kelamin :
laki-laki
5. Hubungan
klien dengan keluaga : baik, orang
tuanya pernah kepanti, sering telponan, dan klien pernah pulang kampung.
Berdasarkan
ekonomi
1. Sejak
kapan klien tinggal di panti : 3
tahun yang lalu
2. Klien sebulum tinggal di panti dulu dia
tinggal di sigli.
3. Klien
masuk kepanti dibawa oleh kakaknya.
Berdasarkan
keadaan fisik klien
1. Keadaan
tubuh klien sangat sehat terlihat dari postur badan tegap, tak ada luka yang
terlihat.
Bedasarkan
psikologis klien
1. Gerakan-gerakan
klien ketika kami sedang wawancara klien selalu memgang kuku jari kakinya dan
klien sekali-kali melihat kebawah.
2. Ketika
wawancara klien juga menggunakan bahasa non verbal ketika saya tanyakan hobby
nya bola kaki ya.
Berdasarkan
kehidupan sosial klien
1. Orang
tuanya yang laki-laki sudah meninggal. Orang tua nya perempuan masih hidup.
Hubungannya dengan keluarga lancar, dan orang tuanya juga peduli dengan dia,
dibuktikan dari orang tuanya pernah datang kepanti, dan dia pernah pulang
kampung di antar dengan bus panti.
2.
Hubungannya dengan teman-teman
sekelompoknya di panti sangat baik dimana dia tidak pernah brkelahi dengan
teman-teman sekelompoknya di panti.
Klien berinisial H anak laki-laki berusia 15
tahun. Dia tinggal di sigli sebelum ke panti ini. H berperawakan sedang,
tingginya kira-kira 160 cm dan berkulit sawo matang.
Menurut
imformasi yang saya dapat H sudah tinggal di panti 3 tahun yang lalu tepatnya
ketika ia di bawa oleh saudaranya yangkuliah di unsyiah dan ia memutuskan
tinggal si panti anak nanggro.
Dalam
kehidupan keluarganya H merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Karna
orangtua yang laki-laki sudah meninggal dunia sehingga dalam pola pengasuhan
orang tua H tergolong lemah dan kurang diperhatikan. Menurut pengakuan si H,
Setelah dia tinggal di panti hanya beberapa kali mengunjunginya. Hal ini
membuat dia tetap tinggal di panti.
Sejak tinggal di panti kehidupan si H berubah
drastis dimana dia bisa sekolah seperti anak-anak lainnya. Mendapatkan teman-teman
yang baik, bermain dan bercanda ria dengan teman-teman.
B. PERAN
PEKERJA SOSIAL
Pada
kasus ini, klien menghadapi ke tidak berfungsian sosial yang dapat menghambat
perkembangan klien dalam pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tugas-tugas
kehidupan sebagai makluk sosial yang bermasyarakat. Selain hal-hal tersebut
klien juga mengalami hambatan dalam pengaktualisasian diri serta hubungan
terhadap system sumber serta hambatan potensi diri secara tepat.
Dalam
usaha membantu klien mengembangkan potensi dan menghubungkan klien kepada
sistem sumber yang berkompeten tehadap potensi klien, maka peran pekerja sosial
yang saya lakukan adalah sebagai berikut :
1. Konselor
Pendekatan
konseling diupayakan dengan tujuan mengungkap diri tehadap perasaan yang di
alaminya dan penguatan terhadap potensi diri yang dimiliki klien. Melalui
pendekatan konseling juga klien diharapkan mampu mengexplorasi diri akan
penerimaan terhadap diri sendiri dan kemampuannya menolong dirinya sendiri.
2. Motivator
Peran
penting pekerja sosial memberikan dukungan, motivasi dan kepercayaan diri
kepada klien akan kemampuannya dan penumbuhan terhadap kemampauan atau potensi
diri yang telah disadari maupun yang belum disadari oleh klien.
3. Broker
Pekerja
sosial berperan vital dalam menghubungkan klien kepada sistem sember yang
dibutuhkan oleh klien dimana dalam kasus ini sistem sumber potensial yang dapat
di mampaatkan adalah pelatihan keterampilan yang bermampaat bagi klien salah
satunya adalah seperti rumah singgah. Maupun peraktek-peraktek keterampilan
yang lain yang di selenggarakan oleh badan-badan sosial, maupun lembaga sosial
yang menambah perkembangan potensi klien.
C. FAKTA-FAKTA
KUNCI (key facts)
1. Klien
H berusia 15 tahun putus sekolah dan pergi ke panti asuhan Anak Nanggrue.
2. Berasal
dari keluarga cerai mati.
3. H
merupakan anak panti yang tinggal di panti.
4. Melalui
saudaranya yang kuliah di unsiyah dia ia mengenal panti asuhan anak nanggrue.
5. Semangatnya
yang besar untuk tetap sekolah.
D. PERASAAN-PERASAAN
KLIEN
Ø Perasaan
keterasinggan (feeling of isolation)
1. Setelah
saya lihat klien tidak merasa keterasingan. Dibuktikan dari
2. Ia
mengetahui kabar orang tuanya.
3. Ia
masih bisa bermain dengan teman-teman sekelompoknya.
4. Ia
masih melanjutkan pendidikannya.
Ø Perasaan
ketakutan (feeling of fear)
No
|
Ketakutan
|
Mengapa
|
1
|
Sepertinya klien tidak merasa
ketakutan
|
Karena kakak senior-seniornya
melanjutka studynya kejenjang beririkunya
|
Ø Perasaan
depresi
1. Ia
jauh dari keluarga tapi masih bisa bertemu dan berhubungan.
2. Sekrang
ia masih punya semangat bersekolah karena banyak dari senior-senior yang sudah
keluar dari panti melanjutkan stady di sekolah kejuruan.
Ø Perasaan
significant other (diantaranya pekerja sosial)
No
|
Perasaan pekerja sosial
|
Tingkah laku
|
1
|
Merasa simpati
|
Karena tidak setiap saat bisa bicara
dengan orang tuanya karena yang punya HP disitu sering kali disita oleh
piahak panti.
|
E. RENCANA
PERTOLONGAN
1. Klien
memiliki kehidupan sosial yang lebih baik di panti.
2. Klien
memiliki kehidupan sosial yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Sebaiknya
H ini tetap tinggal di panti Sampai ia tamat SMA.
F. TUJUAN
PEKERJA SOSIAL YANG REALISTIK.
1. Membantu
menghilangkan kejenuhannya karena hanya bermain dengan teman-temannya, jadi
kami main bola volli bersama dengan dia.
2. Menunjukkan
simpati dan berbagai aspek kehidupan dimasa depan
(wawancara Pada
Tanggal 1 Desember 2011 di Panti Asuhan Anak Nanggue Banda Aceh.)
0 komentar:
Posting Komentar