3 Februari 2013

GROUP WORK


GROUP WORK
Dalam praktek pekerjaan sosial, pekerja sosial dapat melakukan berbagai metode dalam menangani masalah klien. Terapi kelompok biasa disebut dengan group work atau group theraphy. Terapi kelompok adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media dalam proses pertolongan profesionalnya. Group theraphy digunakan untuk memelihara atau memperbaiki keberfungsian personal dan sosial para anggota kelompok.
Terapi ini telah sering dilakukan di negara maju seperti Amerika. Disana terapi ini digunakan untuk menangani masalah individu maupun masalah sosial lainnya. Di dunia industri, metode terapi kelompok ini biasanya digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami para pegawai seperti kecanduan rokok, alkohol, obat-obatan terlarang, kemalasan bekerja dan konflik antar pegawai.
Sebenarnya, metode terapi kelompok hampir sama dengan metode terapi individu, namun yang membedakannya hanyalah pendekatannya. Terapi individu melakukan pendekatan secara individu melalui konseling, sedangkan terapi kelompok melakukan pendekatan dengan menggunakan kelompok sebagai media penyembuhan dan kemudian dilakukan terapi dengan pembimbing atau didampingi oleh seorang atau satu tim pekerja sosial.

Terbentuknya Kelompok
Proses terbentuknya kelompok dapat melalui 5 tahapan, yaitu: tahap afiliasi, tahap kekuasaan dan kontrol, keintiman, perbedaan, dan pemisahan. Tahap afiliasi adalah tahap dimana para anggota masih menjaga jarak terhadap anggota lainnya, mencoba melakukan interaksi namun masih agak tertutup. Tahap kekuasaan dan kontrol adalah tahap dimana para anggota mulai memiliki perasaan untuk menguasai kelompok, mengatur dan menduduki jabatan pemimpin di dalam kelompok, melakukan pertahanan diri serta melakukan mengontrolan (pengendalian) agar mereka dapat diterima dalam kelompok. Tahap keintiman adalah tahap dimana para anggota kelompok sudah mulai saling terbuka sesama anggota lainnya. Disini, hubungan antar anggota terlihat seperti hubungan di dalam keluarga. Dimana pemimpin layaknya orangtua, dan para anggota terlihat seperti hubungan saudara kandung. Para anggota merasa bebas mengekspresikan usaha-usaha perubahan masalah personal dalam kelompok. Tahap perbedaan, dilalui dengan pembuatan keputusan secara objektif, tidak lagi dengan dorongan-dorongan emosional, para anggota lebih kepada menghargai perbedaan masing-masing anggota, komunikasi dan kebebasan anggota sudah mulai meningkat. Dan tahap terakhir yaitu tahap pemisah. Tahap pemisah adalah tahap pengakhiran dalam kelompok, sering disebut dengan terminasi kelompok, biasanya pada tahap ini tujuan kelompok telah tercapai. Namun, kebanyakan para anggota merasa enggan untuk berpisah karena sesama anggota kelompok sudah merasa keakraban yang kuat.

Proses Terapi Kelompok
Dalam merencanakan dan mengimplementasikan metode terapi kelompok tidak terlalu berbeda dengan tahap-tahap praktek pekerjaan sosial pada umumnya. Menurut Zastrow, proses terapi kelompok dapat dilalui dengan tahapan-tahapan seperti : intake, assesmen dan intervensi, penyeleksian, pengembangan kelompok, evaluasi dan terminasi.
1.      Tahap Intake
Tahap Intake adalah tahap yang diawali dengan adanya pengakuan mengenai masalah spesifik yang mungkin dapat dipecahkan melalui pendekatan kelompok. Permasalahn tersebut dapat diperoleh melalui pengakuan dari diri klien sendiri atau dari hasil penelaahan situasi oleh pekerja sosial. Tahap ini disebut dengan tahapan kontrak antara pekerja sosial dengan klien. Dalam tahapan ini dilakukan perumuskan persetujuan dan komitmen antara pekerja sosial dengan klien untuk melakukan kegiatan-kegiatan perubahan tingkah laku melalui kelompok.

2.      Tahap Assesmen dan Perencanaan Intervensi
Dalam tahapan ini, pekerja sosial bersama dengan anggota kelompok mengidentifikasi permasalahan, tujuan-tujuan dan merencanakan tindakan-tindakan pemecahan masalah dalam kelompok tersebut.
3.      Tahap Penyeleksian Anggota
Dalam tahap penyeleksian anggota, sebaiknya didasarkan pada pertimbangan bahwa orang yang akan masuk ke dalam anggota kelompok harus mampu memberikan kontribusi kepada kelompok. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status sosial perlu menjadi pertimbangan dalam tahap penyeleksian anggota.

4.      Tahap Pengembangan Kelompok
Pada tahap ini akan muncul norma-norma, harapan-harapan, nilai-nilai dan tujuan-tujuan kelompok yang akan mempengaruhi serat dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas sarta relasi-relasi yang berkembang dalam kelompok.

5.      Tahap Evaluasi dan Terminasi
Berbicara tentang evaluasi, juga harus berbicara tentang monitoring. Proses evaluasi tidak bisa dipisahkan dengan proses monitoring. Evaluasi adalah pengidentifikasian atau pengukuran terhadap proses dan hasil kegiatan kelompok secara menyeluruh. Sedangkan pemantauan proses dan keberhasilan kelompok yang dilakukan pada setiap fase dapat diistilahkan dengan monitoring. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring tersebut dilakukan lah tahap pengakhiran atau terminasi.

Sumber : Edi Suharto, Ph.D., Pekerjaan Sosial di Dunia Industri - Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). 2007. Bandung: Reflika Aditama.

Tugas sahabatku Nurul Husna

0 komentar:

Posting Komentar