GROUP WORK
Dalam praktek pekerjaan sosial, pekerja sosial dapat
melakukan berbagai metode dalam menangani masalah klien. Terapi kelompok biasa
disebut dengan group work atau group theraphy. Terapi kelompok adalah
salah satu metode pekerjaan sosial yang menggunakan kelompok sebagai media
dalam proses pertolongan profesionalnya. Group
theraphy digunakan untuk memelihara atau memperbaiki keberfungsian personal
dan sosial para anggota kelompok.
Terapi ini telah sering dilakukan di negara maju seperti
Amerika. Disana terapi ini digunakan untuk menangani masalah individu maupun
masalah sosial lainnya. Di dunia industri, metode terapi kelompok ini biasanya
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami para pegawai seperti
kecanduan rokok, alkohol, obat-obatan terlarang, kemalasan bekerja dan konflik
antar pegawai.
Sebenarnya, metode terapi kelompok hampir sama dengan
metode terapi individu, namun yang membedakannya hanyalah pendekatannya. Terapi
individu melakukan pendekatan secara individu melalui konseling, sedangkan
terapi kelompok melakukan pendekatan dengan menggunakan kelompok sebagai media
penyembuhan dan kemudian dilakukan terapi dengan pembimbing atau didampingi
oleh seorang atau satu tim pekerja sosial.
Terbentuknya
Kelompok
Proses terbentuknya kelompok dapat melalui 5 tahapan,
yaitu: tahap afiliasi, tahap kekuasaan dan kontrol, keintiman, perbedaan, dan
pemisahan. Tahap afiliasi adalah tahap dimana para anggota masih menjaga jarak
terhadap anggota lainnya, mencoba melakukan interaksi namun masih agak tertutup.
Tahap kekuasaan dan kontrol adalah tahap dimana para anggota mulai memiliki
perasaan untuk menguasai kelompok, mengatur dan menduduki jabatan pemimpin di
dalam kelompok, melakukan pertahanan diri serta melakukan mengontrolan
(pengendalian) agar mereka dapat diterima dalam kelompok. Tahap keintiman
adalah tahap dimana para anggota kelompok sudah mulai saling terbuka sesama
anggota lainnya. Disini, hubungan antar anggota terlihat seperti hubungan di
dalam keluarga. Dimana pemimpin layaknya orangtua, dan para anggota terlihat
seperti hubungan saudara kandung. Para anggota merasa bebas mengekspresikan
usaha-usaha perubahan masalah personal dalam kelompok. Tahap perbedaan, dilalui
dengan pembuatan keputusan secara objektif, tidak lagi dengan dorongan-dorongan
emosional, para anggota lebih kepada menghargai perbedaan masing-masing
anggota, komunikasi dan kebebasan anggota sudah mulai meningkat. Dan tahap
terakhir yaitu tahap pemisah. Tahap pemisah adalah tahap pengakhiran dalam
kelompok, sering disebut dengan terminasi kelompok, biasanya pada tahap ini
tujuan kelompok telah tercapai. Namun, kebanyakan para anggota merasa enggan
untuk berpisah karena sesama anggota kelompok sudah merasa keakraban yang kuat.
Proses
Terapi Kelompok
Dalam merencanakan dan mengimplementasikan metode terapi
kelompok tidak terlalu berbeda dengan tahap-tahap praktek pekerjaan sosial pada
umumnya. Menurut Zastrow, proses terapi kelompok dapat dilalui dengan
tahapan-tahapan seperti : intake,
assesmen dan intervensi, penyeleksian, pengembangan kelompok, evaluasi dan
terminasi.
1.
Tahap
Intake
Tahap Intake adalah
tahap yang diawali dengan adanya pengakuan mengenai masalah spesifik yang
mungkin dapat dipecahkan melalui pendekatan kelompok. Permasalahn tersebut
dapat diperoleh melalui pengakuan dari diri klien sendiri atau dari hasil
penelaahan situasi oleh pekerja sosial. Tahap ini disebut dengan tahapan
kontrak antara pekerja sosial dengan klien. Dalam tahapan ini dilakukan perumuskan
persetujuan dan komitmen antara pekerja sosial dengan klien untuk melakukan
kegiatan-kegiatan perubahan tingkah laku melalui kelompok.
2.
Tahap
Assesmen dan Perencanaan Intervensi
Dalam tahapan ini, pekerja sosial bersama dengan anggota
kelompok mengidentifikasi permasalahan, tujuan-tujuan dan merencanakan
tindakan-tindakan pemecahan masalah dalam kelompok tersebut.
3.
Tahap
Penyeleksian Anggota
Dalam tahap penyeleksian anggota, sebaiknya didasarkan
pada pertimbangan bahwa orang yang akan masuk ke dalam anggota kelompok harus
mampu memberikan kontribusi kepada kelompok. Faktor-faktor seperti usia, jenis
kelamin, status sosial perlu menjadi pertimbangan dalam tahap penyeleksian
anggota.
4.
Tahap
Pengembangan Kelompok
Pada tahap ini akan muncul norma-norma, harapan-harapan,
nilai-nilai dan tujuan-tujuan kelompok yang akan mempengaruhi serat dipengaruhi
oleh aktivitas-aktivitas sarta relasi-relasi yang berkembang dalam kelompok.
5.
Tahap
Evaluasi dan Terminasi
Berbicara tentang evaluasi, juga harus berbicara tentang
monitoring. Proses evaluasi tidak bisa dipisahkan dengan proses monitoring.
Evaluasi adalah pengidentifikasian atau pengukuran terhadap proses dan hasil
kegiatan kelompok secara menyeluruh. Sedangkan pemantauan proses dan
keberhasilan kelompok yang dilakukan pada setiap fase dapat diistilahkan dengan
monitoring. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring tersebut
dilakukan lah tahap pengakhiran atau terminasi.
Sumber : Edi Suharto, Ph.D., Pekerjaan Sosial di Dunia Industri - Memperkuat
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate
Social Responsibility). 2007. Bandung: Reflika Aditama.
Tugas sahabatku Nurul Husna
0 komentar:
Posting Komentar