BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PENGAMEN
1. Pengertian pengamen
Pengertian yang
pengamen dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia[1]
Dalam kamus online pengamen ditulis sebagai “beg while singing playing musical
instruments or reciting prayers, atau be persistent (memaksa).”[2]
Jadi pengertian-pengertian yang diberikan dalam beberapa kamus pengertiannya
hampir sama. Kegiatan bermain musik
dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan imbalan sukarela atas
pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang mereka suguhkan
berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kwalitas maupun performanya.
Oleh sebab itu
pengamen bahkan sering disebut pula identik sebagai penyanyi jalanan yang ada
di perkotaan atau setempat, sementara itu musik-musik yang dimainkan umumnya
disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi
jalanan secara terminology (bahasa)[3]
tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing
mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk
dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian.
2.
Perbedaan
Ngamen Dengan Pengamen
Ngamen jika
kita lihat dari sisi yang aktif dapat diartikan menjual “keahlian”, khususnya
dalam bidang musik yang dapat berpindah-pindah tempat atau
berkeliling dari stau tempat ke tempat yang lain missal ada di warung, depan
took atau rumah, dijalanan, lampu merah yang mempunyai simpang-simpang jalan,
sedangkan pengamen ituadalah orang-orang
yang melakukan kegiatan ngamen tersebut. Menjual keahlian karena dilihat dari
sejarahnya banyak pengamen di
kota-kota memang berlatar belakang sebagai pemain yang mempunyai musik-musik
yang tinggi. maka dengan teman-temannya (pengamen) dia menggantungkan hidup
dari kegiatan bermain musik keliling dengan menjual jasa secara suka rela,
namun dengan harapan ada balasan berupa materi (uang). Kegiatan ini sudah ada
yang melakukannya sebelum penamen-pengamen baru yang timbul dijaman sekarang
ini. Mengamen bisa di katakan sebagai meminta sesuatu (uang) dengan usaha yg
seminimal mungkin.
Jadi engamen merupakan sesuatu yang sering bahkan sangat sering
sekali kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya bagi masyarakat
perkotaan. Pengamen merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, karena
hampir di setiap tempat “mereka pengamen” hadir membawakan lagu-lagu mulai dari
lagulagu yang beranekaragam sepertilagu band, dangdut, country, kroncong, pop,
slow rook dan setersusnya. Juga ada yang menggunakan bahasa daerah, bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Juga ada pengamen yang hanya sendiri, bahkan sampai - sampai
berkelompok dengan membawa alat-alat yang ada pada mereka. Bahkan demikian juga
banyak juga yang ada pengamen
yang sama sekali tidak menggunakan istrumen musik sampai menggunakan beragam
alat musik lainya.
3.
Karakteristik Pengamen.
Pengamen
melakukan pekerjaan dengan cara melihat jika di sebuah tempat itu rame atau
sunyi, bahkan pengamen ingin didampingi dengan cara yang sesuai, maksutnya
tukang kutup duit nantinya sambil mengulurkan sebuah topi ata kaleng-kaleng
dimana itu adalah sebuah tampungan untuk uang yang diberi oleh pendengar musik
sebagian Pengamen lainnya berputar-putar untuk saling mendapatkan pendengaran
dari seseorangl lainya.
Hasil yang di
peroleh dari pengamen yang telah berkumpul kemudian dipisah-pisahkan menurut
jenisnya (uang kertas dan uang logam), sebelum akhirnya di bagi rata para
pengamen yang mempunyai kelompok pengamen. Jadi hasil dari seseoarang pengamen
adalah orang yang mempunyai modal atau dukungan modal untuk membeli beberapa
yang pengamen butuhkan, kadang-kadang pengamen membeli rokok dan di lengketkan
di tangah jari-jar sambil memainkan gitari, sehingga para Pegamen yang menjadi
anak buahnya tidak perlu menganggu temannya yang sedang bermain, cukup untuk
menepuk tangan sebelum mengulurkan topi untuk mengambil uang dari pendengar.
Ongkos.
Para pengamen
tentu mengunakan alat bantu yang sederhana, yaitu:
-
Guitar
-
Gendang
-
Seruling
-
Topi atau kaleng
Semua alat ini
sangat berfungsi sekali untuk meringan kan tehadap pengamen, Biasanya alat ini
dipakai supaya lebih praktis, karena dengan memakai alat-alat yang ada diatas
memudahkan seiring dengan apa yang pengamen lakukuan.
B.
MASALAH
YANG ADA DI LAPANGAN
1.
Keseharian Pengamen dalam aktivitasnya.
Pengamen dalam
melaksanakan aktivitasnya yakni dengan membawa sebuah gitar yang kecil yang
selau di pegang, pengamen mulai mengamen tidak tentu kapan dia memulainya,
tergantung kondisi, ada kala pukul 09.00
pagi, ada kala siang hari, dan bahkan waktu malam. Setelah itu waktu pulang
sama-sama dengan teman-temannya, lalu mereka yang cari sudah terkumpul banyak (hasil
mengamen), merekapun hitung bersama dan bagi bersama.
Pekerjaan
pengamen tidak dilindungi oleh siapapu. Mereka berdiri sendiri, dikarenakan
insiatif dari seorang agen yang ingin menjalin suatu hubungan yang saling
menguntungkan antar sesma pengamen. Para pengamen menyadari dari hubungan
yang terjalin, mereka akan mendapatkan pendapatan yang menjanjikan, maksudnya
dengan mengamen mereka pasti akan mendapatkan uang yang tentunya disesuaikan
dari sedikit banyaknya yang mereka dapatkan oleh para pengamen kemudian
merekapun saling kerja sama.
Pada tanggal 01
Desember 2010 (Malam) peneliti bersama 2 orang, abang dan kaka (suami istri),
kami datang mengunjungi sebuah warung bertepatan di penayoeng Banda Aceh, pada
waktu itu kami datang pukul 20.30 (malam), kemudian peneliti mengamati daerah
sekitar tersebut, tiba-tiba dari belakang kami melihat 2 orang pengamen
menghampiri kami. Dilokasi tersebut, pengmen terlihat santai sambil
menlontarkan kata-kata “permisi” sambil memegang gitar kecil di depan
kami. Kemudian peneliti dan kawan-kawan hanya bisa mendengarkan apa-apa yang ia
nyanyikan, kemudian setelah usai bernyanyi kami mencoba usulkan sebuah lagu,
kemudian ia melakukannya, setelah lagu kedua penelitu mencoba menawarkan untuk
duduk sejenak sambil memperkenalkan diri, kebetulan pengamen juga mau
berkomunikasi sambil menawarkan segelas the hangat, Peneliti memperkenalkan
diri sembari mengobrol ringan. Pemulung tersebut bernama DD (nama dirahasiakan)[4].
Memulai
berbicara pengamen agak bingung dan sedikit tertutup. Hal tersebut dapat
peneliti pahami mengingat pertemuan tersebut adalah kali pertama peneliti
mewawancarai dengan seseorang pengamen, adapun hasil wawncara yang peneliti
dapat sebagai brrikut :
Ø Hasil wawancara
peneliti dengan DD adalah :
1.
Frofil klian
a. Tempat
dan sasaran yang di tuju oleh peksos:
-
Lokasi : Penayoeng
-
Alamat : Di rahasiakan
b. Jumlah
klien yang di dapat :
-
2 orang ( yang di
wawancarai hanya 1 orang)
c. Identitas
klien
-
Nama : DD ( Nama Di Rahasiakan)
-
Usia : 16 Thn (Enam Belas
Tahun)
-
Jenis klamin : Laki-Laki
-
Asal : Loksumawe
-
Jumlah Saudara : 6 (Enam) Bersaudara
-
Anak Ke : 2 (Dua) Dari 6 (enam) Bersaudara
2.
Kehidupan Sosial Klien
a. Hubungan
klien dengan keluarganya.
-
Hubungan klien dengan
keluarganya kurang harmonis, sebab klian sudah lama titak lagi di rumah,
dikernakan klien kurang meyakin kan diri
pada keluarganya.
-
Dan mengetahui
keluaganya klien, klian kurang mengetahuinya, sebab klien jarang
mengunjunginya, sekarang klien hanya tinggal di tempat yang kurang memadai,
banyak ke rumah teman-temanya dan pernah tidur di tempat terbuka.
b. Hubungan
klien dengan temennya.
-
Klien juga bias marah
jika teman-temannya tidak menuruti kata-katanya.
3.
Latar Belakang Bertasarkan Ekonomi Klian
a. Semejak
kapan klien mengamen.
-
Semenjak klien mengamen
sudah cukup lama, di sebabkan pergaulannya dengan teman-temen. Lama klien
mengamen sudah cukup lama kurang lebih 2 tahun.
b. Tempat
klien mengamen
-
Tempat klien mengamen bukan hanya satu tempat, dia
melihat mana yang banak pengunjungnya di sebuah lestoran mau pun kede-kede
kupi, bah kan klien sampai kesimpng 5 banda aceh.
-
Klien tidak sendrian
mengamen di punya banyak tema. Dan mereka saling bersaing.
-
Jika malam tiba klian
hanya berdua mengamen.
c. Mengapa
klien memilih mengamen.
-
Klien memilih mengamen
karna di Cuma bias ahli dalam bergitar, dan klien juga bias bernyanyi sambil
bergita,
-
Dan temannya kilen
hanya menepuk tangan sambil mengulurkan sebuah topi untuk meminta uang yang
mereka harapkan.
4.
Pendidikan klian
a. Semenjak
tidak lulus SMP klien sudah tidak lagi
sekolah, dikernakan kesel, dan klien juga pernah terpengaruh akibat temennya,
hingga kelakunnya cukup jahat,
b. Dari
itu klien suka menyendiri jauh dari keluarganya, dan klien juga sering bergaul
dengan temen-temennya di waktu sekolah, dan akhirnya sampe sekarang dia sering
ketempat temen-temennya dan jarang ke rumahnya.
5.
Fisik Klien
a. Kesehatan
fisik klayan : sehat dan normal
b. Kesehatan
mental klayan : sahat dan tegas
6.
Berdasarkan Psikologi Klien
a. Sikap
dan gerak gerik klien
-
Dari segi bahasa
diwaktu wawancara kien juga lancer baha Indonesia, bahkan bahasa aceh dia juga
lancer dengan paseh dan lincah.
-
Sikap klien sangat
sopan berbicara, bah kan klien juga aga tergesa-gesa menjawabnya dan klien juga
oarangnya sensitive.
-
Dari segi memendang
klien cukup mengerikan, sebab dia sudah biasa dengan ketangksannya, dan apalagi
dengan temen-temenya.
-
Dan dari gerak
kepalanya cukup normal tidak tergesa-gesa lihat kiri dan kanan.
-
Dan dari gerak tangan
nya klien cukup sempurna, dia bias mengayun kan tangan ya sambil berbicara.
7.
Komunikasi Nonverbal Yang Ditampilkan Klien Pada Saat Diwawancarai.
-
Klayan merasa sangat nyaman
dan.
-
Dan tanpa ada
gerak-gerik tubuh klayan yang mencurigakan umtuk melakukan yang di inginkan.
8.
Perasaan Klien
-
Sedih : 50 %
-
Senang : 50%[5]
2.
Hubungan Masyarakat Dengan Pengamen
Hubungan yang
ada pada masyarakat dengan pengamen merupakan hubungan yang tidak saling
menguntungkan satu sama lain. Dikatakan tidak menguntungkan karena pengamen
dapat mengganggu mereka (masyarakat) dengan aktivitas-aktivitas masyarakat,
begitu juga dengan pengamen. Semakin banyak uang yang ia dapatkan dari
masyarakat setempat maka semakin banyak juga keuntungan yang ia peroleh dari
pengamen. Tetapi pengamen bisa ketagihan jika selalu berada ditempat yang
banyak memberikan uanga, akan tetapi hubungan masyarakat dengan para pemulung
adalah saling tidak menguntungkan dikernakan mengganggu.
Sebagian besar masyarakat tidak
menyukai pengamen mereka merasa bahwa pengamen itu hanya mengganggu mereka atau
merugikan, karena mereka harus memberi sebagian uang mereka untuk pengamen
dimana jika tidak diberi ada sebagian pengamen yang tidak beranjak pergi. Di
kafe-kafe atau diwarung-warung, kos-kos,
dan toko atau rumah dan institusi pendidikan misalnya kampus sering terpampang
slogan atau tulisan yang intinya tidak melayani sumbangan dalam bentuk apapun.
Sekalipun tidak ada tulisan tersebut, kebanyakan masyarakat begitu mengetahui
ada pengamen mereka langsung menghidar atau pura-pura tidak tahu dan kalaupun
terpaksa harus bertemu orang tersebut tidak akan memberinya uang atau tetap
memberi tetapi dengan perasaan kesal, tidak ikhlas. Adapun yang memberi dengan
ikhlas jarang sekali yang mau menghargai usala jasa dari pengamen, belum
selesai menyanyikan lagu misalnya sudah dikasih uang supaya cepat pergi. [6]
C.
PENGAMEN
DALAM AGAMA ISLAM
1.
Pengamen
terhadap sedekah
Di
dalam agama islam, banyak sekali menyinggung masalah-masalah yang ada pada
manusia, salah satunya adalah bersedekah terhadap orang yang kurang mampu dalam
memenuhi kebutuhannya, jadi didalam islam sangat lah sempurna dalam
keseimbangan di dunia, saling tolong menolong terhadap sesama, dan banyak
lainnya jika kita telusuri bersama terhap apa-apa yang menjadi pokok pembahasan
di dunia ini. Salah satu contoh yang sudah tepat dalam pembahasan sebelumnya
adalah tentang pengamen. Yang namanya pengamen itu sudah jelas menginginkan
sesuatu terhadap si pendengar yaitu sejenis benda maupun uang yang ia inginkan.
Tetapi dalam kehidupan islam orang yang memberikan sesuatu itu dengan ikhlas
didalam hati dan apa yang ia berikan kepada si pengamen atau lainnya, itu adalah
sedekah. Oleh sebab itu pengamen patutlah kita hargai jika kita ingin menolong
sesama kita dengan cara bersedekah dan ingin mendapatkan pahala dari allah
S.W.T. Sebagai mana allah telah menjelaskan didalam Al-Qur’an Surah Al-Qashash
pada ayat 77 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya:
Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
Mengenai tinjauan Islam tentang
pengamen berkaitan erat dengan pemecahan kesejahtraan social. Syariat
islam dengan tegas menyatakan, bahwa
semua itu adalah kewajiban tiap orang yang mempunyai kemampuan. Menurut peneliti pengamen itu mencari
nafkah dengan kemampuan yang ia bisa tampilkan terhadap keahliannya yang ia
miliki, baik itu
dengan bermain gitar dan bernyanyi, maka tak ada salahnya
menjadikan skillnya itu untuk menghidupi kebutuhan pribadi maupu yang mempunyai
anak istrinya. Ya qaumi'malu 'ala syakilatihi, “bekerjalah kamu sesuai
dengan skill”
Jadi Bekerja
(Al-A’mal) semua manusia hidup dalam komunitas masyarakat dituntut untuk
berusaha mengembara di muka bumi dan makan rezki Allah, sebagaimana firman
Allah menjelaskan dalam surah Al-Mulk ayat 15 yiatu :
Artinya
: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah
bagi kamu, maka berjalanlah
disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizkinya. Dan hanya kepadanyalah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Q.S Al Mulk ayat 15 )
Usaha atau bekerja merupakan senjata pertama dalam memerangi
kemiskinan.
D.
STRATEGI
PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
1.
Identifikasi
Masalah
Di dalam masyarakat umumnya di perkotaan, banyak sekali yang timbul
adanya fenomena-fenomena sosial di masyarakat, bahkan sebagian tidak ada,
tetapi peneliti berhasil mendapatkan salah satu masalah sosial di perkotaan
yaitu bertepatan di penayoeng Banda Aceh yaitu “pengemis”
2.
Tahap
Diagnosis
Apabila
kemiskinan dilihat sebagai akibat dari cacat dan kelemahan individual, maka
strategi yang digunakan untuk pemecahannya akan lebih ditekankan pada usaha
untuk mengubah aspek manusia sebagai individu atau masyarakat. Kemudian,
apabila kemiskinan dianggap merupakan akibat dari kelemahan struktur dan
system, maka strategi penanganan kemiskinan lebih dititik beratkan pada
perubahan system dan perubahan structural.[7]
Sebagai mana
kita kita ketahui, kehidupan yang menjadi dambaan maysarakat kondisi yang
sejahtera. dengan demikian, kondisi yang menunjukan adanya taraf hidup yang
rendah merupakan sasaran utama usaha pebaikan dalam rangka perwujudan kondisi
yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan berbagai dimensi dan
implikasinya, meru[akan salah satu bentuk makalah sosial yang menggambarkan
rendah. oleh sebab itu wajar apa bila kemiskinan dapat menjadi inspirasi bagi
tindakan perubahan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.[8]
Jidi hal ini
peneliti mengkaitkan tentang adanya pengamen yang disebabkan oleh kemiskinan
merupakan kemiskinan akibat dari kelemahan struktur dan system dan salah satu
bentuk penanganannya adalah lebih dititik beratkan pada perubahan system dan
perubahan structural. masyarakat luas, bahkan dicari sebagian masyarakat untuk dapat menikmati
program anti kemiskinan. Penyelesaian suatu masalah secara lebih strategis biasanya tidak
kasatmata dan memerlukan waktu. Dalam kerangka optimalisasi program penanggulangan
kemiskinan, perlu mengakomodasikan potensi keluarga miskin yang seringkali terabaikan.
3.
Tahap
Treatment
Upaya untuk
melakukan perubahan atau perbaikan terhadap suatu masalah seperti pengamen.
Pengentesan pengamen harus dilakukan secara konprehensif, mencakup berbagai
aspek kehidupan yang ada dimasyarakat dan di laksanakan secara terpadu. Dalam
rangka memberikan pasilitas pengamen, pemerintah mesti memberikan sarana-sarana
setempat yang memadakan bagi pengemis dan melaksanakan adanya beberapa program bagi pengemis.
Jadi di dalam
masalah ini harus, memberikan penanganan sosial yang bukan hanya bersifat
rehabilitative terhadap kondisisi yang
di anggap bermasalah juga di maksudkan agar usaha yang dilakukan tidak
semata bersifat tindakan terhadap masalah sosial yang ada.[9]
Peran Pekerja Sosial
a. Peran
Peksos sebagai Motivator
Peranan
penting pekerja sosial dalam memberi dukungan, penguatan, motivasi dan
kepercayaan diri kepada klien akan kemampuannya dan penumbuhan terhadap
kemampuan atau potensi diri yang telah disadari maupun yang belum disadari oleh
klien.
b. Peran Peksos Sebagai Broker
Pekerja
sosial berperan sebagai vital dalam menghubungkan klien kepada system sumber
yang dibutuhkan oleh klien dimana pada kasus ini system sumber potensial yang
dapat di manfaatkan adalah pelatihan ketrampilan yang bermanfaat bagi klien
agar basi mewujudkan ada nya impian klien yang di mana klien bisa berlatih
untuk semampunya dalam meleksanakan kegiatan nya sehari-hari. Ole sebab itu
klien mesti bisa berdiri dengan kemampuannya sendiri dengan harapan bisa
mempunyai skill yang handal dalam aktivitas lainnya, dan alah satunya seperti
adanya perlombaan-perlombaan seni tari, atau sejinisnya sebagai pemeran music,
acara-acara sosial maupun praktek-praktek ketrampilan yang diberikan oleh
badan-badan sosial maupun lembaga sosial yang concern terhadap perkembangan
potensi anak pengemis di kalangan masyarak, dan masyarat juga bisa membantu
dengan ada nya pertolongan butuh hidup sebagi manusia yang tolong menolong
dalam kesusahan.
Rancangan Pertolongan
Upaya pemecahan sosial sebagai muara
penanganan sosial juga dapat berupa suatu tindakan bersama oleh masyarakat
untuk mewujudkan suatu perubahan yang sesuai yang diharapkan, bahwa manusia
dapat memperbaiki kondisi kehidupan sosialnya dengan jalan mengorganisir
tindakan dari masyarakat. Dan masyarakat beserta pemerintahan itu juga biasa
menelaah bagai mana seharusnya yang dibutuhkan para PMKS di muka bumi ini.
Dan didalam mensejahterakan, itu
merupakan kondisi yang ideal dan menjadi dambaan setiap warga mansyarakat, oleh
sebab itu, apabila sebagai penaganan demi tegak nya kesejahteraan, itu dapat
menghilangkan kondisi yang tidak diinginkan oleh klien, jadi masyarakat juga
sebagai penasehat dalam lingkungan dan menjaga adanya kesusahan dalam pristiwa
yang tidak di harapkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fenomena pengamen di era globalisasi
sebagian besar di latar belakangi oleh kemiskinan. Selain itu ada yang sengaja
menjadi pengamen karena tidak mendapat pekerjaan, malas bekerja dan karena
ingin melakukan bisnis pengamen. Respon masyarakat terhadap pengamen tidak
begitu baik, sebagian besar masyarakat tidak menyukai pengamen, dan merasa
terganggu dengan adanya pengamen. Fenomena ini semakin banyak dari waktu ke
waktu. Dan penanganan pemerintah belum menunjukkan hasil yang di harapkan
karena prospek pengamen semakin bertambah.
B. SARAN
Menanggapi masalah pengamen
sebaiknya pemerintah mengadakan survai tentang semua indikator yang membuat
mereka mengamen. Setelah indikator tersebut sudah diketahui barulah pemerintah
menentukan kebijakan sesuai dengan indikator di daerah tertentu. Jadi
kebijakannya tidak disamaratakan antara daerah satu dengan daerah yang lain, karena
indikatornya belum tentu sama. Pemerintah sebaiknya memberikan bimbingan atau
pendidikan tentang keterampilan, dan memberikan bekal berwirausaha. Dengan
begitu mereka mempunyai usaha yang tidak akan habis dan akan terus berlanjut
dalam memenuhi kabutuhan dari pada hanya bantuan bahan pokok yang langsung
habis tetapi tidak menghasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Soetomo, 2008, Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya,
PUSTAKA PELAJAR, Yogjakarta.
Hendarso,
Emi Susanti, 2006, Metode Penelitian Sosial, dalam buku Bangong
Suyanto dan Sutinah, PRENADA MEDIA GROUP, Jakarta.
Edi Suharto, 2009,
Pekerja sosial dan kesejahteraan sosial, PUSTAKA PELAJAR , Yogyakarta.
Hoetomo, 2005, Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, MITRA PELAJAR, Surabaya.
Filsafat (Filsafat Ilmu)
Wawancara
pribadi dengan DD, Penayoeng, Banda Aceh. Tgl 01 Desenber 2010.
Hasil wawancara
dengan masyarakat, Penayoeng, Banda Aceh. Tgl
1 Desember 2010
0 komentar:
Posting Komentar