18 November 2012

Pengamen


BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PENGAMEN
                                                   
1.      Pengertian pengamen
Pengertian yang pengamen dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia[1] Dalam kamus online pengamen ditulis sebagai “beg while singing playing musical instruments or reciting prayers, atau be persistent (memaksa).”[2] Jadi pengertian-pengertian yang diberikan dalam beberapa kamus pengertiannya hampir sama. Kegiatan bermain musik dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan imbalan sukarela atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang mereka suguhkan berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kwalitas maupun performanya.
Oleh sebab itu pengamen bahkan sering disebut pula identik sebagai penyanyi jalanan yang ada di perkotaan atau setempat, sementara itu musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminology (bahasa)[3] tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian.


2.      Perbedaan Ngamen Dengan Pengamen
Ngamen jika kita lihat dari sisi yang aktif dapat diartikan menjual “keahlian”, khususnya dalam bidang musik yang dapat  berpindah-pindah tempat atau berkeliling dari stau tempat ke tempat yang lain missal ada di warung, depan took atau rumah, dijalanan, lampu merah yang mempunyai simpang-simpang jalan, sedangkan pengamen ituadalah  orang-orang yang melakukan kegiatan ngamen tersebut. Menjual keahlian karena dilihat dari sejarahnya banyak pengamen di kota-kota memang berlatar belakang sebagai pemain yang mempunyai musik-musik yang tinggi. maka dengan teman-temannya (pengamen) dia menggantungkan hidup dari kegiatan bermain musik keliling dengan menjual jasa secara suka rela, namun dengan harapan ada balasan berupa materi (uang). Kegiatan ini sudah ada yang melakukannya sebelum penamen-pengamen baru yang timbul dijaman sekarang ini. Mengamen bisa di katakan sebagai meminta sesuatu (uang) dengan usaha yg seminimal mungkin.
Jadi engamen merupakan sesuatu yang sering bahkan sangat sering sekali kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya bagi masyarakat perkotaan. Pengamen merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, karena hampir di setiap tempat “mereka pengamen” hadir membawakan lagu-lagu mulai dari lagulagu yang beranekaragam sepertilagu band, dangdut, country, kroncong, pop, slow rook dan setersusnya. Juga ada yang menggunakan bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Juga ada pengamen yang hanya sendiri, bahkan sampai - sampai berkelompok dengan membawa alat-alat yang ada pada mereka. Bahkan demikian juga banyak juga yang ada pengamen yang sama sekali tidak menggunakan istrumen musik sampai menggunakan beragam alat musik lainya.


3.      Karakteristik Pengamen.
Pengamen melakukan pekerjaan dengan cara melihat jika di sebuah tempat itu rame atau sunyi, bahkan pengamen ingin didampingi dengan cara yang sesuai, maksutnya tukang kutup duit nantinya sambil mengulurkan sebuah topi ata kaleng-kaleng dimana itu adalah sebuah tampungan untuk uang yang diberi oleh pendengar musik sebagian Pengamen lainnya berputar-putar untuk saling mendapatkan pendengaran dari seseorangl lainya.
Hasil yang di peroleh dari pengamen yang telah berkumpul kemudian dipisah-pisahkan menurut jenisnya (uang kertas dan uang logam), sebelum akhirnya di bagi rata para pengamen yang mempunyai kelompok pengamen. Jadi hasil dari seseoarang pengamen adalah orang yang mempunyai modal atau dukungan modal untuk membeli beberapa yang pengamen butuhkan, kadang-kadang pengamen membeli rokok dan di lengketkan di tangah jari-jar sambil memainkan gitari, sehingga para Pegamen yang menjadi anak buahnya tidak perlu menganggu temannya yang sedang bermain, cukup untuk menepuk tangan sebelum mengulurkan topi untuk mengambil uang dari pendengar. Ongkos.
Para pengamen tentu mengunakan alat bantu yang sederhana, yaitu:
-          Guitar
-          Gendang
-          Seruling
-          Topi atau kaleng

Semua alat ini sangat berfungsi sekali untuk meringan kan tehadap pengamen, Biasanya alat ini dipakai supaya lebih praktis, karena dengan memakai alat-alat yang ada diatas memudahkan seiring dengan apa yang pengamen lakukuan.
B.     MASALAH YANG ADA DI LAPANGAN

1.      Keseharian Pengamen dalam aktivitasnya.
Pengamen dalam melaksanakan aktivitasnya yakni dengan membawa sebuah gitar yang kecil yang selau di pegang, pengamen mulai mengamen tidak tentu kapan dia memulainya, tergantung kondisi, ada kala  pukul 09.00 pagi, ada kala siang hari, dan bahkan waktu malam. Setelah itu waktu pulang sama-sama dengan teman-temannya, lalu  mereka yang cari sudah terkumpul banyak (hasil mengamen), merekapun hitung bersama dan bagi bersama.
Pekerjaan pengamen tidak dilindungi oleh siapapu. Mereka berdiri sendiri, dikarenakan insiatif dari seorang agen yang ingin menjalin suatu hubungan yang saling menguntungkan antar sesma pengamen. Para pengamen menyadari dari hubungan yang terjalin, mereka akan mendapatkan pendapatan yang menjanjikan, maksudnya dengan mengamen mereka pasti akan mendapatkan uang yang tentunya disesuaikan dari sedikit banyaknya yang mereka dapatkan oleh para pengamen kemudian merekapun saling kerja sama.
Pada tanggal 01 Desember 2010 (Malam) peneliti bersama 2 orang, abang dan kaka (suami istri), kami datang mengunjungi sebuah warung bertepatan di penayoeng Banda Aceh, pada waktu itu kami datang pukul 20.30 (malam), kemudian peneliti mengamati daerah sekitar tersebut, tiba-tiba dari belakang kami melihat 2 orang pengamen menghampiri kami. Dilokasi tersebut, pengmen terlihat santai sambil menlontarkan kata-kata “permisi” sambil memegang gitar kecil di depan kami. Kemudian peneliti dan kawan-kawan hanya bisa mendengarkan apa-apa yang ia nyanyikan, kemudian setelah usai bernyanyi kami mencoba usulkan sebuah lagu, kemudian ia melakukannya, setelah lagu kedua penelitu mencoba menawarkan untuk duduk sejenak sambil memperkenalkan diri, kebetulan pengamen juga mau berkomunikasi sambil menawarkan segelas the hangat, Peneliti memperkenalkan diri sembari mengobrol ringan. Pemulung tersebut bernama DD (nama dirahasiakan)[4].
Memulai berbicara pengamen agak bingung dan sedikit tertutup. Hal tersebut dapat peneliti pahami mengingat pertemuan tersebut adalah kali pertama peneliti mewawancarai dengan seseorang pengamen, adapun hasil wawncara yang peneliti dapat sebagai brrikut :
Ø  Hasil wawancara peneliti dengan DD adalah :

1.      Frofil klian
a.       Tempat dan sasaran yang di tuju oleh peksos:
-          Lokasi                   : Penayoeng
-          Alamat                  : Di rahasiakan

b.      Jumlah klien yang di dapat :
-          2 orang ( yang di wawancarai hanya 1 orang)

c.       Identitas klien
-          Nama                     : DD ( Nama Di Rahasiakan)
-          Usia                       : 16 Thn (Enam Belas Tahun)
-          Jenis klamin           : Laki-Laki
-          Asal                       : Loksumawe
-          Jumlah Saudara     : 6 (Enam) Bersaudara
-          Anak Ke                : 2 (Dua) Dari 6 (enam) Bersaudara


2.      Kehidupan Sosial Klien
a.       Hubungan klien dengan keluarganya.
-          Hubungan klien dengan keluarganya kurang harmonis, sebab klian sudah lama titak lagi di rumah, dikernakan  klien kurang meyakin kan diri pada keluarganya.
-          Dan mengetahui keluaganya klien, klian kurang mengetahuinya, sebab klien jarang mengunjunginya, sekarang klien hanya tinggal di tempat yang kurang memadai, banyak ke rumah teman-temanya dan pernah tidur di tempat terbuka.
b.      Hubungan klien dengan temennya.
-          Klien juga bias marah jika teman-temannya tidak menuruti kata-katanya.

3.      Latar Belakang Bertasarkan Ekonomi Klian
a.       Semejak kapan klien mengamen.
-          Semenjak klien mengamen sudah cukup lama, di sebabkan pergaulannya dengan teman-temen. Lama klien mengamen sudah cukup lama kurang lebih 2 tahun.

b.      Tempat klien mengamen
-          Tempat  klien mengamen bukan hanya satu tempat, dia melihat mana yang banak pengunjungnya di sebuah lestoran mau pun kede-kede kupi, bah kan klien sampai kesimpng 5 banda aceh.
-          Klien tidak sendrian mengamen di punya banyak tema. Dan mereka saling bersaing.
-          Jika malam tiba klian hanya berdua mengamen.

c.       Mengapa klien memilih mengamen.
-          Klien memilih mengamen karna di Cuma bias ahli dalam bergitar, dan klien juga bias bernyanyi sambil bergita,
-          Dan temannya kilen hanya menepuk tangan sambil mengulurkan sebuah topi untuk meminta uang yang mereka harapkan.

4.      Pendidikan klian

a.       Semenjak tidak lulus  SMP klien sudah tidak lagi sekolah, dikernakan kesel, dan klien juga pernah terpengaruh akibat temennya, hingga kelakunnya cukup jahat,
b.      Dari itu klien suka menyendiri jauh dari keluarganya, dan klien juga sering bergaul dengan temen-temennya di waktu sekolah, dan akhirnya sampe sekarang dia sering ketempat temen-temennya dan jarang ke rumahnya.


5.      Fisik Klien
a.       Kesehatan fisik klayan                  : sehat dan normal
b.      Kesehatan mental klayan              : sahat dan tegas


6.      Berdasarkan Psikologi Klien

a.       Sikap dan gerak gerik klien
-          Dari segi bahasa diwaktu wawancara kien juga lancer baha Indonesia, bahkan bahasa aceh dia juga lancer dengan paseh dan lincah.
-          Sikap klien sangat sopan berbicara, bah kan klien juga aga tergesa-gesa menjawabnya dan klien juga oarangnya sensitive.
-          Dari segi memendang klien cukup mengerikan, sebab dia sudah biasa dengan ketangksannya, dan apalagi dengan temen-temenya.
-          Dan dari gerak kepalanya cukup normal tidak tergesa-gesa lihat kiri dan kanan.
-          Dan dari gerak tangan nya klien cukup sempurna, dia bias mengayun kan tangan ya sambil berbicara.

7.      Komunikasi Nonverbal Yang Ditampilkan Klien Pada Saat Diwawancarai.

-          Klayan merasa sangat nyaman dan.
-          Dan tanpa ada gerak-gerik tubuh klayan yang mencurigakan umtuk melakukan yang di inginkan.

8.      Perasaan Klien
-          Sedih         : 50 %
-          Senang      : 50%[5]




2.      Hubungan Masyarakat Dengan Pengamen
Hubungan yang ada pada masyarakat dengan pengamen merupakan hubungan yang tidak saling menguntungkan satu sama lain. Dikatakan tidak menguntungkan karena pengamen dapat mengganggu mereka (masyarakat) dengan aktivitas-aktivitas masyarakat, begitu juga dengan pengamen. Semakin banyak uang yang ia dapatkan dari masyarakat setempat maka semakin banyak juga keuntungan yang ia peroleh dari pengamen. Tetapi pengamen bisa ketagihan jika selalu berada ditempat yang banyak memberikan uanga, akan tetapi hubungan masyarakat dengan para pemulung adalah saling tidak menguntungkan dikernakan mengganggu.
Sebagian besar masyarakat tidak menyukai pengamen mereka merasa bahwa pengamen itu hanya mengganggu mereka atau merugikan, karena mereka harus memberi sebagian uang mereka untuk pengamen dimana jika tidak diberi ada sebagian pengamen yang tidak beranjak pergi. Di kafe-kafe atau diwarung-warung,  kos-kos, dan toko atau rumah dan institusi pendidikan misalnya kampus sering terpampang slogan atau tulisan yang intinya tidak melayani sumbangan dalam bentuk apapun. Sekalipun tidak ada tulisan tersebut, kebanyakan masyarakat begitu mengetahui ada pengamen mereka langsung menghidar atau pura-pura tidak tahu dan kalaupun terpaksa harus bertemu orang tersebut tidak akan memberinya uang atau tetap memberi tetapi dengan perasaan kesal, tidak ikhlas. Adapun yang memberi dengan ikhlas jarang sekali yang mau menghargai usala jasa dari pengamen, belum selesai menyanyikan lagu misalnya sudah dikasih uang supaya cepat pergi. [6]
C.     PENGAMEN DALAM  AGAMA  ISLAM
1.      Pengamen terhadap sedekah
Di dalam agama islam, banyak sekali menyinggung masalah-masalah yang ada pada manusia, salah satunya adalah bersedekah terhadap orang yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhannya, jadi didalam islam sangat lah sempurna dalam keseimbangan di dunia, saling tolong menolong terhadap sesama, dan banyak lainnya jika kita telusuri bersama terhap apa-apa yang menjadi pokok pembahasan di dunia ini. Salah satu contoh yang sudah tepat dalam pembahasan sebelumnya adalah tentang pengamen. Yang namanya pengamen itu sudah jelas menginginkan sesuatu terhadap si pendengar yaitu sejenis benda maupun uang yang ia inginkan. Tetapi dalam kehidupan islam orang yang memberikan sesuatu itu dengan ikhlas didalam hati dan apa yang ia berikan kepada si pengamen atau lainnya, itu adalah sedekah. Oleh sebab itu pengamen patutlah kita hargai jika kita ingin menolong sesama kita dengan cara bersedekah dan ingin mendapatkan pahala dari allah S.W.T. Sebagai mana allah telah menjelaskan didalam Al-Qur’an Surah Al-Qashash pada ayat 77 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Mengenai tinjauan Islam tentang  pengamen berkaitan erat dengan pemecahan kesejahtraan social. Syariat islam dengan tegas menyatakan,  bahwa semua itu adalah kewajiban tiap orang yang mempunyai kemampuan. Menurut peneliti pengamen itu mencari nafkah dengan kemampuan yang ia bisa tampilkan terhadap keahliannya yang ia miliki, baik itu dengan bermain gitar dan bernyanyi, maka tak ada salahnya menjadikan skillnya itu untuk menghidupi kebutuhan pribadi maupu yang mempunyai anak istrinya. Ya qaumi'malu 'ala syakilatihi, “bekerjalah kamu sesuai dengan skill”
Jadi Bekerja (Al-A’mal) semua manusia hidup dalam komunitas masyarakat dituntut untuk berusaha mengembara di muka bumi dan makan rezki Allah, sebagaimana firman Allah menjelaskan dalam surah Al-Mulk ayat 15 yiatu :
Artinya : Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizkinya. Dan hanya kepadanyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Q.S Al Mulk ayat 15 )
 Usaha atau bekerja merupakan senjata pertama dalam memerangi kemiskinan.

D.    STRATEGI PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
1.      Identifikasi Masalah
Di dalam masyarakat umumnya di perkotaan, banyak sekali yang timbul adanya fenomena-fenomena sosial di masyarakat, bahkan sebagian tidak ada, tetapi peneliti berhasil mendapatkan salah satu masalah sosial di perkotaan yaitu bertepatan di penayoeng Banda Aceh yaitu “pengemis”
2.      Tahap Diagnosis
Apabila kemiskinan dilihat sebagai akibat dari cacat dan kelemahan individual, maka strategi yang digunakan untuk pemecahannya akan lebih ditekankan pada usaha untuk mengubah aspek manusia sebagai individu atau masyarakat. Kemudian, apabila kemiskinan dianggap merupakan akibat dari kelemahan struktur dan system, maka strategi penanganan kemiskinan lebih dititik beratkan pada perubahan system dan perubahan structural.[7]
Sebagai mana kita kita ketahui, kehidupan yang menjadi dambaan maysarakat kondisi yang sejahtera. dengan demikian, kondisi yang menunjukan adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha pebaikan dalam rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan berbagai dimensi dan implikasinya, meru[akan salah satu bentuk makalah sosial yang menggambarkan rendah. oleh sebab itu wajar apa bila kemiskinan dapat menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan  untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.[8]
Jidi hal ini peneliti mengkaitkan tentang adanya pengamen yang disebabkan oleh kemiskinan merupakan kemiskinan akibat dari kelemahan struktur dan system dan salah satu bentuk penanganannya adalah lebih dititik beratkan pada perubahan system dan perubahan structural. masyarakat luas, bahkan dicari sebagian masyarakat untuk dapat menikmati program anti kemiskinan. Penyelesaian suatu masalah secara lebih strategis biasanya tidak kasatmata dan memerlukan waktu. Dalam kerangka optimalisasi program penanggulangan kemiskinan, perlu mengakomodasikan potensi keluarga miskin yang seringkali terabaikan.

3.      Tahap Treatment
Upaya untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap suatu masalah seperti pengamen. Pengentesan pengamen harus dilakukan secara konprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan yang ada dimasyarakat dan di laksanakan secara terpadu. Dalam rangka memberikan pasilitas pengamen, pemerintah mesti memberikan sarana-sarana setempat yang memadakan bagi pengemis dan melaksanakan adanya  beberapa program bagi pengemis.
Jadi di dalam masalah ini harus, memberikan penanganan sosial yang bukan hanya bersifat rehabilitative terhadap kondisisi yang  di anggap bermasalah juga di maksudkan agar usaha yang dilakukan tidak semata bersifat tindakan terhadap masalah sosial yang ada.[9]
Peran Pekerja Sosial

a.       Peran Peksos sebagai Motivator
Peranan penting pekerja sosial dalam memberi dukungan, penguatan, motivasi dan kepercayaan diri kepada klien akan kemampuannya dan penumbuhan terhadap kemampuan atau potensi diri yang telah disadari maupun yang belum disadari oleh klien.

b.      Peran Peksos Sebagai Broker
Pekerja sosial berperan sebagai vital dalam menghubungkan klien kepada system sumber yang dibutuhkan oleh klien dimana pada kasus ini system sumber potensial yang dapat di manfaatkan adalah pelatihan ketrampilan yang bermanfaat bagi klien agar basi mewujudkan ada nya impian klien yang di mana klien bisa berlatih untuk semampunya dalam meleksanakan kegiatan nya sehari-hari. Ole sebab itu klien mesti bisa berdiri dengan kemampuannya sendiri dengan harapan bisa mempunyai skill yang handal dalam aktivitas lainnya, dan alah satunya seperti adanya perlombaan-perlombaan seni tari, atau sejinisnya sebagai pemeran music, acara-acara sosial maupun praktek-praktek ketrampilan yang diberikan oleh badan-badan sosial maupun lembaga sosial yang concern terhadap perkembangan potensi anak pengemis di kalangan masyarak, dan masyarat juga bisa membantu dengan ada nya pertolongan butuh hidup sebagi manusia yang tolong menolong dalam kesusahan.

Rancangan Pertolongan
Upaya pemecahan sosial sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa suatu tindakan bersama oleh masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang sesuai yang diharapkan, bahwa manusia dapat memperbaiki kondisi kehidupan sosialnya dengan jalan mengorganisir tindakan dari masyarakat. Dan masyarakat beserta pemerintahan itu juga biasa menelaah bagai mana seharusnya yang dibutuhkan para PMKS di muka bumi ini.

Dan didalam mensejahterakan, itu merupakan kondisi yang ideal dan menjadi dambaan setiap warga mansyarakat, oleh sebab itu, apabila sebagai penaganan demi tegak nya kesejahteraan, itu dapat menghilangkan kondisi yang tidak diinginkan oleh klien, jadi masyarakat juga sebagai penasehat dalam lingkungan dan menjaga adanya kesusahan dalam pristiwa yang tidak di harapkan.


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fenomena pengamen di era globalisasi sebagian besar di latar belakangi oleh kemiskinan. Selain itu ada yang sengaja menjadi pengamen karena tidak mendapat pekerjaan, malas bekerja dan karena ingin melakukan bisnis pengamen. Respon masyarakat terhadap pengamen tidak begitu baik, sebagian besar masyarakat tidak menyukai pengamen, dan merasa terganggu dengan adanya pengamen. Fenomena ini semakin banyak dari waktu ke waktu. Dan penanganan pemerintah belum menunjukkan hasil yang di harapkan karena prospek pengamen semakin bertambah.
B. SARAN
Menanggapi masalah pengamen sebaiknya pemerintah mengadakan survai tentang semua indikator yang membuat mereka mengamen. Setelah indikator tersebut sudah diketahui barulah pemerintah menentukan kebijakan sesuai dengan indikator di daerah tertentu. Jadi kebijakannya tidak disamaratakan antara daerah satu dengan daerah yang lain, karena indikatornya belum tentu sama. Pemerintah sebaiknya memberikan bimbingan atau pendidikan tentang keterampilan, dan memberikan bekal berwirausaha. Dengan begitu mereka mempunyai usaha yang tidak akan habis dan akan terus berlanjut dalam memenuhi kabutuhan dari pada hanya bantuan bahan pokok yang langsung habis tetapi tidak menghasilkan.



DAFTAR PUSTAKA

Soetomo, 2008, Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya, PUSTAKA PELAJAR, Yogjakarta.
Hendarso, Emi Susanti, 2006, Metode Penelitian Sosial, dalam buku Bangong Suyanto dan Sutinah, PRENADA MEDIA GROUP, Jakarta.
Edi Suharto, 2009, Pekerja sosial dan kesejahteraan sosial, PUSTAKA PELAJAR , Yogyakarta.
Hoetomo, 2005, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, MITRA PELAJAR, Surabaya.


Filsafat (Filsafat Ilmu)

Wawancara pribadi dengan DD, Penayoeng, Banda Aceh. Tgl 01 Desenber 2010.

Hasil wawancara dengan masyarakat, Penayoeng, Banda Aceh. Tgl  1  Desember 2010



[1] Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya: MITRA PELAJAR,2005)
[3] Filsafat
[4] Wawancara pribadi dengan DD, Penayoeng, Banda Aceh. Tgl 01 Desenber 2010.
[5] Wawancara pribadi dengan DD, Penayoeng, Banda Aceh. Tgl 01 Desenber 2010
[6] Hasil wawancara dengan masyarakat, Penayoeng, Banda Aceh. Tgl  1  Desember 2010
[7] Soetomo, masalah sosial dan upaya pemecahannya, 2008. Hal : 29
[8] Ibit…Hal.309
[9] Ibit… Hal.52

0 komentar:

Posting Komentar